Selasa, 28 April 2009

Kostum Chelsea masa depan

Semalem abis ntn pertangingan semifinal Liga Champions Eropa yg mempertemukan klub Inggris Chelsea sbg tuan rumah dgn klub Catalan Spanyol Barcelona. Seperti halnya gw yang menonton pertandingan tsb dr Indonesia, gw yakin pertandingan tsb jg disaksika oleh berjuta pasang mata dr orang2 d seluruh dunia.

Entah knp pd saat ntn laga tsb, mata gw tertuju pd logo sponsor d kostum Chelsea yaitu produk Samsung Mobile. Barcelona sendiri sponsornya bkn produk komersil, melainkan lembaga sosial UNICEF dr PBB. Nah bs bayangkan gak gmn bangganya masyarakat Korea Selatan semalam krn produk dr negara mrk jd tontonan berjuta pasang mata d seluruh dunia? begitu pula sebaliknya, betapa kagumnya negara2 d dunia melihat negara Korsel yg mampu menyeponsori sebuah klub elit dr Inggris. Nah pertanyaannya adlh, pengen gak kita bs kayak negara Korsel tsb?

Jwbnnya bs kok, tp ya butuh partisipasi dr kita sendiri sbg orang Indonesia, krn Indonesia sendiri jg udh punya merek2 produk elektronik yg merupakan buah karya dr anak2 Indonesia. So, seperti kata Presdir Maspion dlm iklan Maspion, Cintailah produk2 Indonesia!

Kamis, 23 April 2009

Gw orang iklan! (Bagian 1)



Judul itu adalah cita-cita yg sedang gw kejar saat ini. Gw pengen jadi praktisi periklanan yg kerja d biro iklan. Gw ceritain dari awal kehidupan gw ya..

Waktu kecil di bangku SD dan SMP, gw suka sama pelajaran Bahasa Indonesia. Gw suka dengan berbagai permainan bahasa seperti gaya bahasa (majas), lafal/penulisan bahasa (homonim, homofon, homograf) dan lainnya. Tapi waktu di SMA, penjurusan kelas 3 gw ambil IPA, ini lebih dikarenakan dorongan (baca: paksaan) orang tua, hehe.. Tapi karena otak gw bukan otak IPA, jadilah gw gagal total sewaktu di SMPB. Trus temen-temen (peer group) gw pada ikut tes masuk D3 Periklanan UI, gw yang awalnya buta dengan dunia periklanan, coba-coba ikutan tes masuk juga. Eh tak disangka, gw keterima, teman-teman gw yg niat justru gak keterima. Ya udah, akhirnya gw jalanin kuliah gw di jurusan periklanan UI selama 5 tahun (D3 & ekstensi). Selama kuliah, alhamdulillah gw berhasil dua kali menang lomba iklan. Nah terus di periklanan ini ada profesi yang cocok dengan minat gw sewaktu kecil tadi, yaitu Penulis Naskah Iklan alias Copywriter. Disinilah gw merasa mungkin memang ini pekerjaan yang cocok buat gw.

Kemudian di tahun 2008 kemarin gw udh lulus kuliah. Disinilah konflik dimulai. Selain melamar-lamar ke biro iklan, gw juga melamar ke berbagai perusahaan di luar bidang periklanan. Gw banyak dengar kalo rutinitas kerja di periklanan sangat hectic, yakni seringkali lembur dalam mengerjakan materi iklan. Jadinya gw sempet berpikir untuk nyari pekerjaan di bidang lain yang waktu kerjanya lebih teratur. Konflik kedua muncul ketika gw punya pikiran untuk bikin usaha sendiri (wiraswasta). Hal ini didasari keinginan gw untuk bikin sebuah produk (merek). Selain itu, gw juga berpikir dengan wiraswasta akan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain. Konflik-konflik ini akhirnya menghabiskan waktu gw selama 10 bulan (gw lulus Juni 2008, tulisan ini dibuat April 2009). Emang sih 10 bulan bukannya full kosong, gw sempet melakukan beberapa interview pekerjaan di luar periklanan dan 2 interview di biro iklan, meskipun kedua interview itu gak berhasil gw tembus.

Setelah melalui berbagai proses pemahaman, akhirnya gw memutuskan gw harus kerja di periklanan. Alasan utamanya adalah gw gak pengen menyia-nyiakan (baca: mengkhianati) ilmu periklanan yang udh gw dapet selama 5 tahun di bangku kuliah. Oleh karena itu gw harus mengabdikan ilmu gw ini di bidang periklanan/komunikasi pemasaran. Mengenai jam kerja yg overtime, gw anggap gak jadi masalah, demi konsekuensi gw sebagai orang iklan. Lalu menyangkut keinginan gw menjadi seorang pengusaha, akan tetap berusaha gw wujudkan. Caranya mudah-mudahan setelah 10-20 tahun kedepan setelah gw jadi orang iklan, gw harus bisa untuk buka biro iklan sendiri. Dengan demikian gw akan tetap bisa bikin lapangan pekerjaan untuk orang lain. So, sekarang waktunya gw berjuang & berdoa untuk bisa menggapai keinginan gw jadi orang iklan. Sampai jumpa di bagian kedua dari tulisan ini dan semoga nanti gw udah berhasil jadi orang iklan. Semangat! ^^

Senin, 06 April 2009

Some of my friends are drugs user..


Yup, that's the reality, some of my friends using drugs. Sejak gw berada di bangku sekolah menengah pertama, gw udh berkenalan dgn drugs (ganja) yg satu ini. Dulu ganja dikenal dgn istilah "gele". Waktu itu ceritanya gw lg maen k rmh tmn gw, eh tau2 dia udh ngisep gele aja, trus dia nawarin gw, dgn sigap langsung dong gw tolak, hehe.. Beranjak dewasa memasuki bangku kuliah, lagi2 sebagian dr tmn2 kampus gw pengkonsumsi ganja. Sempat terlintas di benak gw, bwt cari tau siapa bandar (BD) ganja tsb, trus gw laporin deh k polisi, hehe..

Sebenarnya knp ya banyak anak muda yg doyan ngonsumsi ganja? well, gw gak bs jwb pertayaan ini sih, secara gw blm pernah ngisap ganja, hehe.. Tp klo gw perhatiin dr tmn2 gw yg lg ngisap ganja, sepertinya itu bikin mrk rileks, dan sedikit berhalusinasi, tp ini klo dikonsumsi dlm jumlah yg sedikit, klo dikonsumsi dlm jumlah yg banyak sih efeknya bs fatal, mematikan! Dan seperti drugs pd umumnya, ganja jg bikin ketagihan pecandunya.

Peredaran ganja sendiri di indonesia sulit diberantas, krn seperti teori ekonomi (pasar) pd umumnya, yaitu dimana ada permintaan (konsumen) dsitu akan trus ada produsen. Dlm hal ganja ini, bandar2 yg ada akan sulit diberantas, selama msh ada konsumen setia ganja. Indonesia dgn Acehnya pun terkenal sbg produsen ganja yg cukup produktif (ini pendapat gw aja sih, hehe..). Jd gw pribadi pun agak sulit menentukan sikap thd narkoba yg satu ini. mau dukung aturan yg menyatakan pengkonsumsi ganja adalah termasuk tindakan kriminal, toh tmn2 gw td gak melakukan tindakan kriminal, mrk cuma mencari sebuah media yg bs memberikan hiburan bagi mereka. Jd mungkin yg perlu diwaspadai adalah peredarannya kali ya, jgn sampe ganja ini beredar ke anak2 kecil yg blm waktunya untuk mengkonsumsi barang ini. Tp gw sih tetap menyarankan kalian untuk menghindari barang ini. Stay away from drugs! :)


Rabu, 01 April 2009

Oh..Calegku..Oh Temanku..




Tgl 9 april mendatang, Indonesia akan melakukan pemilihan legislatif untuk memilih calon anggota legislatif DPR dan DPRD. Seperti kita ketahui bersama, beramai-ramai orang mencalonkan diri menjadi caleg dari berbagai partai. Beramai-ramai pula mereka mengiklankan diri melalui poster-poster yang ditempel secara semrawut di berbagai sudut kota. Dari sejumlah caleg tersebut, banyak anak muda atau yang relatif umurnya masih muda ikut mencalonkan diri menjadi caleg. termasuk beberapa tmn saya (tepatnya tiga orang) ikut mencalonkan diri menjadi caleg.

Nah yang menjadi kerisauan saya disini adalah, apakah tidak terlalu muda bagi mereka untuk mencalonkan diri menjadi caleg? Dua dr teman saya ini mengaku bahwa mereka menjadi caleg dikarenakan pengaruh dari orang tua mereka. Orang tua mereka adalah pengurus partai, sehingga mereka berdua memang sudah dipersiapkan untuk menjadi caleg. Tetapi sayangnya, saya menilai kedua teman saya ini belum mempunyai ilmu yang cukup untuk menjadi seorang wakil rakyat. Yang saya tau, wakil rakyat harus memiliki ilmu intelektual yang baik sehingga dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang terbaik untuk rakyatnya. Begitu pula dengan teman saya yang satu lagi. Meskipun keinginan untuk menjadi caleg berasal dari inisiatif dia sendiri, namun saya juga menilai ia belum memiliki kecakapan intelektual menjadi seorang caleg. Dasar ucapan saya ini, adalah karena ketiga teman saya ini sewaktu kuliah, jurusan yang diambil relatif kurang berhubungan dengan tugas-tugas seorang legislatif di DPR/DPRD. ibaratnya bisa disamakan dengan seorang artis yang menjadi caleg. Dimana sehari-harinya dia berkecimpung di dunia hiburan (entertainment) lalu tiba-tiba ingin nyemplung ke dunia yang membutuhkan tingkat intelegensi tinggi. Gak nyambung kan ya? hehe..

Pada dasarnya uneg-uneg saya ini, bukan karena saya tidak mendukung teman-teman saya ini, tetapi saya berpikir bahwa jika mereka nanti terpilih menjadi caleg di dapil (daerah pemilihan) mereka masing-masing, tentunya mereka akan mendapatkan gaji dari APBD (jika tidak salah) daerah setempat, yang mana bahwa APBD tersebut pada dasarnya adalah uang rakyat. Sehingga, apabila teman-teman saya ini tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tentu akan terbuang sia-sia uang rakyat tersebut.

Pada akhirnya, saya tekankan tuturan saya ini adalah murni hanyalah pendapat saya pribadi, tidak ada maksud untuk mencemarkan nama baik teman-teman saya ini sebagai caleg, karena pada akhirnya keputusan untuk memilih/tidak memilih ada di tangan Anda sendiri bukan? ^_^